Lingkungan Hijau berawal dari tong sampah.
Mendengar istilah lingkungan hijau, apa sih yang kita bayangkan tentang
lingkungan yang hijau? Sejuk? Sudah pasti! Sadar atau tidak sadar, lingkungan
yang hijau bisa membawa dampak positif bagi kehidupan kita, misalnya dengan
lingkungan yang hijau, maka udara akan bersih dan dipenuhi Oksigen sehingga
kita akan bisa berfikir lebih positif. Dengan lingkungan yang segar akan jauh
dari penyakit. Lalu apa sih yang sudah kamu lakukan untuk menghijaukan
ligkungan? Sering kali kita khawatir dengan masalah Global Warming karena
berkurangnya lahan hijau di dunia. Tapi pernah kah sesuatu kita lakukan untuk
mengatasi kekhawatiran itu? Mungkin sebagian besar orang akan menjawab sudah,
dengan menanam pohon. ternyata arti penghijauan bukan itu saja, lingkungan
hijau kini luas maknanya. 2 tahun belakangan ini, Kementrian Lingkungan Hidup
mencanangkan program sekolah Adiwiyata. Apa sih Adiwiyata itu?
Adiwiyata adalah program andalan yang di luncurkan
oleh pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup demi mendorong terwujudnya pengetahuan
dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam rangka
menghindari dampak lingkungan yang negatif program ini sangat di harapkan
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam seluruh kegiatan menuju lingkungan
yang sehat. Demi Terwujudnya Program Adiwiyata ini Kementrian Negara Lingkungan
Hidup berkejasam dengan seluruh stakeholder dengan harapan mengajak seluruh
warga sekolah.Kita tahu, di zaman sekarang ini para pelajar sangat sulit
memperhatikan lingkungannya sendiri. Banyaknya pelajar yang tidak peduli
terhadap lingkungan ini berdampak sangat besar bagi kesejahteraan lingkungan
hidup. Efeknya bisa mencakup wilayah yang sangat luas. Oleh karena itu program
Adiwiyata ini sangatlah berpotensi untuk menjadikan lingkungan di tiap sekolah
akan menjadi hijau. Bayangkan jika setiap sekolah berhasil melaksanakan program
Adiwiyata ini, kiranya ada ribuan sekolah di Indonesia. Indonesia akan kaya
dengan oksigen, kita bisa mengurangi dampak global
warming yang kini terjadi pada bumi kita. Apa salahnya kita melakukan 3M(Menanam, Memelihara, Merawat)? Kita
akan membantu menjaga udara segar untuk regenerasi kita selanjutnya.
Pertama,
menanam. Tidak perlu tanaman yang
mahal. Yang penting efeknya bagus. Jika kita tidak ingin merogoh kocek, kita
bisa mengembangkan program cangkok. Kita bisa mencangkok tanaman yang ada di
sekitar kita. Tidak semua tanaman tentunya. Tanaman yang akan di cangkok adalah
tanaman yang memiliki pada batangnya. Misalnya pohon mangga, pohon jambu, pohon
jambu, pohon belimbing. Selain kita mendapatkan kehijauan dari daun-daunnya,
kita bisa memanfaatkan buah dari pohon tersebut. Peralatan yang digunakan
tidaklah harus peralatan modern dengan harga yang mahal, tapi cukup dengan
peralatan yang sederhana. Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan
menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat
menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau dapat mempengaruhi
kualitas hasil kerataan sehingga akan mempermudah pertumbuhan akarnya. Alat
lain yang dipergunakan adalah gunting pangkas yang digunakan untuk menggunting
dahan atau ranting-ranting daun. Jika tidak ada gunting bisa digunakan sabit
atau pisau. Dari segi waktu, cara mencangkok ini cukup ekonomis. Iklim yang
tepat untuk metode ini adalah ketika musim penghujan, karena pada musim kemarau
menyebabkan tanah menjadi kering dan mengeras. Tanah yang kering dan keras
tidak baik bagi pertumbuhan akar cangkok. Cangkokan akan sukar berakar dan akar
yang sudah ada akan mati. Cukup mudah kan?
Kedua,
memelihara. Memelihara bukanlah hal
yang sulit. Kita cukup memberikan air secara rutin pagi dan sore hari. Berilah
pupuk secukupnya. Proses ini sangatlah penting. Jika kekurangan air, maka
tanaman akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika tanaman kelebihan air, maka
tanaman akan mengalami pembusukan. Kita harus cermat, kapan kita member pupuk,
kapan kita member air. Serbuk kayu merupakan media yang pas untuk proses
pemeliharaan tanaman di samping pupuk dan air. Pemeliharaan tanaman khususnya
pohon bisa di lakukan sampai tanaman berusia 2 tahun. Umumnya pohon diatas usia
2 tahun sudah bisa hidup mandiri dari alam.
Ketiga,
merawat. Rawatlah dengan cinta. Seperti seorang
bayi yang baru lahir, tanpa daya dan kemandirian. Bayi itu coba kita rawat sebentar hingga bisa berbicara dan bisa
makan makanan lunak. Kemudian bayi tersebut dilepas di lingkungan dimana
makanan harus diusahakan sendiri, minuman harus diraih sendiri dan perlindungan
pada tubuh perlu dipenuhi. Bisakah bayi itu bertahan hidup lama tanpa ada yang
merenggut dan merawatnya di tempat yang cocok baginya? Merawat sama pentingnya dengan menanam. Maka setelah menanam hendaknya dilakukan penjagaan
terhadap gulma, semak, alang -
alang, hama, kebakaran, tangan manusia dan gangguan lain agar ruang tumbuh
tanaman dapat berkembang dengan baik. Rawatlah dari tangan-tangan jahil
manusia, beri selogan pada pohon jika perlu “jangan sakiti aku, aku hidup demi masa depanmu”.
Setelah
kita melakukan kegiatan 3M. Maka kita adalah termasuk orang yang peduli
terhadap regenerasi kita selanjutnya. Atau kalian masih merasa kegiatan 3M
masih sulit untuk di lakukan karena lahan terbatas, atau karena kembali pada
masalah biaya. Tenang, ada cara kedua untuk mendukung kegiatan Adiwiyata.
Kalian ngerasa nggak kalo pemuda jaman sekarang sulit untuk membuang sampah
pada tempatnya? Jangankan pemuda, generasi yang lebih tua bahkan kadang acuh
dengan sampah yang ada di jalan-jalan raya. Memang, masalah itu harusnya di
tangani oleh pemerintah setempat. Namun apa salahnya kita ikut berpartisipasi
di dalamnya? Langkah ini cukup enggan dilakukan oleh bagi sebagian orang. Kita
hanya cukup membuang sampah pada tempatnya. Mungkin ada orang yang ingin
berperilaku tersebut, namun keinginannya terhenti karena rasa malu untuk
memungut sampah yang ada di jalan. Ironis, orang yang ingin melakukan kebaikan
justru di anggap hal yang lain oleh sebagian orang yang membuat pelaku mengundurkan
keinginannya tersebut. Kita harusnya sadar, betapa banyaknya sampah yang tidak
terurus di kota ini. Dalam upaya memudahkan masyarakat dalam proses pembuangan
sampah. Pemerintah melakukan pengelompokkan sampah. Yaitu sampah organik dan
sampah anorganik. Namun bagi sebagian orang belum mengetahui perbedaan sampah
organik dan anorganik. Masih banyaknya terlihat orang asal memasukkan sampah ke
tempat sampah. Tak peduli bahwa di tempat sampah tersebut sudah ada tulisan
keterangan sampah organik dan anorganik. Cara membedakan nya sangatlah mudah.
Untuk memperjelasnya, kita akan uraikan satu persatu.
Sampah
Organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan
organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan
lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan,
jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga
lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya
anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup,
baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Cairan
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak. Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
- Mengurangi, sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali, sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang
- Mendaur ulang, sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Mengganti,
teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Yang kedua, Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari
bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya
membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya
alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng. Maka dari itu, kita perlu prihatin kepada
produk makanan yang menggunakan kaleng atau plastik sebagai kemasannya. Perlu
di ketahui, plastik hanya dapat terurai selama 200 tahun. Bayangkan berapa ton
sampah plastik yang di hasilkan setiap harinya di bumi ini. Mau di bawa kemana
semua sampah yang sukar di uraikan tersebut? Di buang ke luar angkasa? Yang
perlu kita lakukan adalah mengurangi. Dengan cara mendaur ulang sampah plastik.
Kita bisa membuat berbagai macam karya seni dengan menggunakan sampah yang
sudah tidak terpakai. Misalnya tas dari bekas bungkus kemasan deterjen dan lain
lain. Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan /
pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas,
tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah
rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin
mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang
yang berguna, batu-batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras
jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang
berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk
dan lain-lain. Dampak negatif dari sampah anorganik adalah menurunnya kualitas
lingkungan, menurunnya estetika lingkungan, serta timbulan sampah yang bau,
kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang
mata.
Jadi kalian tentu sudah tahu
kan cara membedakan sampah organik dan anorganik? Sekarang mau alasan apa lagi
untuk tidak menjaga lingkungan hidup kita? Usaha yang selanjutnya adalah
melakukan program bank sampah. Program ini memiliki tujuan yang sama.
Masyarakat perlu mengumpulkan sampah-sampah plastik yang kemudian di kumpulkan
di suatu tempat untuk di tukarkan dengan uang. Tehnik ini di dukung dengan
adanya buku tabungan. Prosesnya sama seperti kita menabung di bank. Kita
kumpulkan berapa sampah yang akan di setor. Lalu akan di berikan harga oleh
pihak bank sampah tersebut. Menguntungkan bukan?
Di sekolah, guru juga perlu
ikut berpartisipasi mendorong muridnya dalam melakukan program Adiwiyata
tersebut. Seperti salah satu guru di SMAN 4 TANGERANG, bu Titi Lindianingrum.
Beliau telah mencangangkan program 1 juta pohon. Beliau menyuruh siswa siswi
nya untuk melakukan penanaman pohon secara berkelompok maupun individu. Kita
harus mendukung program beliau, karena dengan menanam pohon itu kita bisa
mendapatkan seikat kehidupan sekaligus bisa mendapatkan nilai tambahan dari
beliau. Saya rasa jika seluruh guru di setiap sekolah melakukan program yang
sama, betapa rindang nya kota ini. Indonesia terutama tangerang akan menjadi
kota yang hijau. Kita tahu Tangerang merupakan kota industri, jadi banyaknya
pabrik membuat pencemaran udara dimana-mana. Cara mengurangi polusi tersebut ya
dengan cara menanam pohon di sekeliling kita.
Bumi yang kita tempati pada
hari ini bukan merupakan peninggalan nenek moyang kita. Melainkan warisan anak
cucu kita nanti kelak. Percaya atau tidak percaya, bahkan udara segar mungkin
nanti akan sulit di dapatkan pada tahun 2050-an. Indonesia yang kini Negara
berkembang, terbukti semakin banyak gedung-gedung di bangun di lahan yang
harusnya jadi lahan penghijauan. Apalagi di eropa? Di Negara maju justru lahan
hijau sudah sulit untuk di temukan. Global
Warming juga terjadi karena efek rumah kaca. Yang di maksud rumah kaca
disini adalah gedung-gedung itu tadi. Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas
rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2
di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan
bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya. Hal seperti Global Warming seharusnya menjadi
motivasi kita untuk memelihara bumi lebih baik lagi. Pemakaian BBM sudah di
optimalkan dengan pemakaian bahan bakar gas. Namun hal itu belum cukup
tentunya. Kita bisa mengurangi penggunaan sepeda motor atau kendaraan mobil
lainnya. Bersepeda adalah cara yang sangat efektif. Di Tangerang, pemerintah
sudah mengadakan kegiatan rutin car free
day yaitu kegiatan dimana kendaraan selain sepeda dilarang beroprasi selama
beberapa jam. Nah maka dari itu beberapa usaha yang sudah saya jelaskan tadi
sangatlah berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan. Program-program seperti
itu harus di tingkatkan kinerjanya agar lingkungan kita tetap asri dan hijau.
GO GREEN!